Ini Sabtu yang basah di tanggal 5 November 2016, karena sejak siang hujan tak henti mengguyur Bandung. Dengan sepeda motor dan jas hujan, kami membelah jalanan yang tergenang menuju event “Bomb da Town 2”. Diselenggarakan oleh Drips n Drops dan Uprock83, event ini mempertemukan pelaku, komunitas, dan semua elemen yang berkaitan dengan hip-hop. Sebagai informasi, edisi pertama Bomb da Town sukses digelar di Yogyakarta.
Mengusung tagline “a hip-hop gathering”, selain musik di Bomb da Town 2 bisa ditemukan para graffiti artist yang sedang menggambar, b-boys yang meliuk-liukan tubuhnya dalam gerakan breakdance, juga media hip-hop dengan jejeran harta karun berupa zine, kaset dan mixtape, dan masih banyak lagi. Ini merupakan paket komplit merasakan pengalaman gigs hip-hop di Bandung yang jarang ditemui beberapa tahun kebelakang.
Sempat terjadi sedikit kebingungan terkait pemindahan venue yang baru diumumkan pada hari penyelenggaraan. Event yang awalnya berlangsung hanya di Spasial, Jl. Gudang Selatan no. 22, harus di split dan berpindah ke Beerspot, Jl. Supratman No. 57. Spasial digunakan untuk live graffiti painting dan b-boys battle di siang hari, sedangkan malamnya pertunjukan musik dan DJ berlangsung di Beerspot. Meskipun begitu, hal ini tak menyurutkan antusiasme para hip-hop heads yang datang dan memenuhi dua tempat tersebut.
Ketika berada di Spasial, suguhan live painting dari graffiti artist ternama seperti Older+, Andre14k, Muck, Elesa, dll, menyegarkan mata. Papan sepanjang +- 5 meter yang dijadikan kanvas dipenuhi gambar dengan berbagai style. Setelah live painting selesai, ini waktunya para b-boys bertarung. Dengan iringan musik dari DJ, mereka menunjukan trik-trik breakdance dengan sangat lihai.
Malam menjelang, hujan menyisakan gerimis kecil. Kami telah berpindah ke Beerspot dan bersiap melihat para rapper beraksi. Iron Prose membuka pertunjukan dan langsung menghentak. Dilanjutkan dengan duo asal Yogyakarta, Slam Harder, penampilan yang energik membuat penonton makin bersemangat. Seakan tak diberikan waktu untuk menghela nafas, Anonymous Alliance langsung menghajar dengan puisinya.
Suasana berbeda dihadirkan Sonjah, ia membawa penonton santai sejenak dengan hip-hop yang dibalut sedikit jazz. Single “Real” jadi pamungkasnya malam itu. Kemudian gerombolan asal Surabaya, Das Aufklarung, mengambil alih microphone. Panggung yang kecil disesaki para mc yang sebagiannya berasal dari timur Indonesia, dan suasana pun kembali memanas.
Tinggal beberapa lagi line up belum terlihat, ini giliran Doyz dan Erik dari Blakumuh naik dan langsung membawakan “Distorsi Statis”. Kejutan hadir tatkala Doyz mengajak Morgue Vanguard a.k.a Ucok Homicide untuk naik ke atas panggung, berselang kemudian “Testamen” dibawakan. Dua Petaka Membawa Bencana (D.P.M.B) asal Yogyakarta benar-benar membawa bencana dengan beat dan lirik yang berbahaya. “Ndasmu!!” jadi klimaks yang mampu membuat semua penonton berjingkrak. Eyefeelsix adalah puncak pencurahan semua energi di malam itu. Single seperti “Obituari” dan “Hampa” bisa mengubah venue yang tidak terlalu besar jadi area moshpit dan stage dive. Pesta malam itu ditutup dengan suguhan playlist dari era golden age oleh para DJ.
Bomb da Town 2 meninggalkan jejak bersejarah sebagai salah satu event penting di scene hip-hop Bandung. Ini menjadi pemicu, untuk gigs-gigs hip-hop lainnya di Bandung di masa yang akan datang. Semoga!
Dokumentasi lengkapnya bisa dilihat di album ini.