Setiap tahun Wadezig! mendedikasikan satu bulan khusus untuk merayakan kecintaan terhadap genre rock. Mulai diangkat sejak tahun 2012 isu ini kami beri nama Rocktober, penggabungan dari kata ‘Rock’ dan ‘Oktober’. Wadezig! akan berkolaborasi dengan seniman lokal untuk merepresentasikan musik rock kedalam sebuah artwork yang nantinya dicetak menjadi t-shirt, poster, dan lain-lain. Rocktober tahun 2014 ini kami dedikasikan untuk punk, kolaborasi dilakukan dengan Tremor, salah seorang graphic designer yang menjadi bagian dari subkultur punk sekaligus vokalis band punk Milisi Kecoa. Dalam case study kali ini, kami akan mengupas secara lengkap proses kreatif, dari A sampai Z tentang edisi kolaborasi Rocktober: WDZG! x TREMOR: Not Dead Yet!, A Zombified Punk Spoof Series.
Pertemuan Wadezig! dengan Tremor terjadi di awal bulan September 2014. Wadezig! yang telah memiliki konsep Rocktober, mencari seorang artworker yang bisa menerjemahkan punk kedalam sebuah desain, dan pencarian panjang tersebut terhenti setelah kami bertemu Tremor. Diskusi dan bertukar ide secara intens dilakukan untuk menyamakan visi, lalu diputuskan untuk mengangkat tema spoof atau parodi dari artwork/cover album band. Hal tersebut sejalan dengan Wadezig! selama ini yang senang ‘bermain’ dalam membuat suatu karya. Setelah menentukan tema, yang dilakukan selanjutnya yaitu pemilihan artwork yang akan dijadikan parodi. Dari banyak artwork punk yang ikonik, dipilih empat terbaik yang dirasa mewakili scene punk selama ini. Pilihan jatuh kepada artwork milik Circle Jerk, Misfits, Sonic Youth, dan The Clash. Alasannya, keempat logo ini dapat mengkomunikasikan subkultur punk secara lugas dan tegas. Selain itu, ada cerita menarik dibalik ilustrtasi-ilustrasi tersebut, semuanya akan kami ceritakan di bawah ini.
Pertama, artwork dari Circle Jerks yang dikenal dengan sebutan ‘skankin man’. Ilustrasi seorang pemuda yang sedang melakukan ‘slam dance’ ini dibuat oleh kartunis Shawn Kerri yang aktif membuat kartun di tahun 80’an. Entah sejak kapan Circle Jerks mulai menggunakannya, namun menurut kabar yang beredar Kerri tidak mendapatkan kompensasi maupun royalti atas hak ciptanya tersebut. Seiring kesuksesan Circle Jerk di tahun 1986, agen dan label rekaman secara sepihak mengakui bahwa mereka memiliki hak untuk gambar tersebut dan tidak harus membayar royalti. Daripada berurusan dengan hukum dan membuat persahabatannya dengan Keith Morris hancur, Kerri lebih memilih melepas artwork tersebut dan memberikan segala haknya bagi band tersebut.
Kedua, artwork dari Misfits diambil dari cover EP ‘Horror Business’ yang juga merupakan single ketiga dari band ini. Karakter berbentuk tengkorak pertama kali muncul pada poster pertunjukan Misfits di Kansas City, 28 Maret 1979, yang disusul kemudian di EP mereka . Logo Misfits terinspirasi dari film horror berjudul ‘The Crimson Ghost’ yang dibuat tahun 1946. Figur tengkorak tersebut menjadi populer kemudian, karena Misfits memasangnya di setiap pertunjukan mereka. Saking populernya crimson ghost, logo ini pernah dinobatkan sebagai artwork yang paling sering dijadikan merchandise. Brand sekelas Supreme bahkan sengaja membuat ‘Capsule Collection Misfits x Supreme’ di tahun 2013. Kepopulerannya membuat dua member Misfits Glenn Danzig dan Jerry Only sempat bertarung di ranah hukum untuk memperebutkan siapa yang paling berhak menerima royalti untuk crimson ghost ini.
Artwork ketiga dari Sonic Youth, diambil dari cover album keenam milik band ini berjudul ‘Goo’. Ilustrasi asli dalam cover album ini dibuat Raymond Pettibon berdasarkan foto paparazzi dari Maureen Hindley dan suami pertamanya David Smith. Mereka adalah saksi dalam kasus ‘Moors Murders’ pembunuhan berantai dengan lima korban anak-anak dengan tersangka Ian Brady dan Myra Hindley di tahun 1966.
Artwork keempat berasal dari The Clash, diambil dari cover album ketiga milik band ini berjudul ‘London Calling’. Cover album ini merupakan foto dari bassis Paul Simonon yang sedang menghancurkan Fender Precision Bass nya di atas panggung The Palladium, di kota New York pada 21 September 1979, ketika The Clash melakukan tur US kelimanya. Pennie Smith, fotografer yang mengabadikan momen tersebut sekaligus sebagai fotografer band, awalnya menolak fotonya digunakan untuk cover album. Ia beranggapan fotonya keluar dari fokus, namun Joe Strummer dan desainer grafis Ray Lowry memiliki pandangan lain dan beranggapan akan bagus apabila foto ini dijadikan cover album. Puluhan tahun kemudian tepatnya tahun 2002, foto Smith ini dinobatkan sebagai ‘the best rock and roll photograph off all time’ oleh Q Magazine. Tulisan ‘London Calling’ dibagian kiri album berwarna hijau dan pink merupakan desain dari Lowry sebagai penghormatan untuk desain debut album self-titled Elvis Presley.
Kembali tentang proses kreatif, ide matang tersebut kemudian dieksekusi Tremor dalam selembar kertas berukuran A4 dibantu sebuah drawing pen. Menurut pengakuannya, ia murni menggunakan teknik freehand tanpa digital imaging, dan komputer hanya sedikit digunakan untuk tata letak saja. Ia merepresentasikan keempat artwork tersebut menjadi sosok zombie, mengapa harus zombie? Hal tersebut berangkat dari kesukaan Tremor terhadap film-film bertema horor/sci-fi. Selain itu, zombie merupakan simbol ‘undead’ hidup tetapi dianggap mati. Begitupun punk, kerap di marjinalkan, di cap urakan, musiknya dianggap mati, namun ia tetap hidup dan akan selalu hidup mengisi jiwa-jiwa pemberontak.
Dibutuhkan satu bulan untuk menyelesaikan keempat artwork spoof tersebut. Setelah melalui sedikit revisi dan pewarnaan artwork tersebut sudah siap di cetak dalam sebuah t-shirt dan poster. Untuk sablonan sendiri dipilih teknik raster. Artwork spoof Misfits kami cetak dalam sebuah t-shirt berwarna hitam dengan seri short sleeves dan long sleeves. Untuk spoof dari Sonic Youth dicetak dalam t-shirt berwarna putih, sedangkan spoof Circle Jerks dalam t-shirt berwarna misty. Khusus untuk spoof The Clash kami buat dalam bentuk poster sebagai compliment bagi ketiga seri t-shirt tersebut. Akhirnya, keempat artwork kolaborasi Wadezig! dan Tremor ini kami persembahkan bagi Crowds penikmat musik rock, terlebih punk. Juga sebagai campaign bahwa punk not dead yet!