Case study kali ini mengangkat dua artwork yang kami dapatkan ketika mengadakan submission “Logo Loco”. Sebelum beranjak membahas desain tersebut terlebih dahulu kami akan menceritakan latar belakang Logo Loco, apa Logo Loco sebenarnya? Tulisan di bawah ini akan mengurangi rasa penasaran kalian.
Sedikit flashback, pada ulang tahun kesepuluh Wadezig! di 2013 tahun lalu kami mengadakan kompetisi desain bertemakan “10 Years of Wadezig!” atau kami sebut dengan Logo Loco. Dalam kegiatan tersebut kami mengajak siapapun dan dari kalangan manapun untuk berkarya sekreatif mungkin dalam menginterpretasikan logo ‘twist’ Wadezig! secara bebas sesuai dengan pandangan personal/subyektif setiap orang. Media apapun bisa digunakan dalam kompetisi ini dari mulai komik, lukis, grafis, stencil, graffiti, digital artwork, photography, toy, hingga instalasi, semua bebas berkreasi sesuai keinginan para pembuat. Kami sebagai penyelenggara hanya menyediakan template polos logo twist Wadezig! sebagai ancang-ancang bagi para peserta.
Lalu, untuk mengkurasi setiap karya yang masuk dipilihlah empat orang kompeten di bidangnya, yaitu Ing (Creative Director Wadezig!) The Yellow Dino (Street Artist) dan Spydee Stereoflow (Street Artist/FAB FAMILY). Singkat cerita, banyak karya yang masuk meja kami, template logo twist polos Wadezig! disulap oleh berbagai peserta dengan keunikannya masing-masing. Setelah tim juri melakukan kurasi yang panjang selama sepuluh hari, dipilihlah sepuluh desain yang dianggap layak dan memenuhi syarat untuk ditampilkan di laman facebook dan website kami, lalu dicari pemenangnya.
Satu tahun berlalu sejak Logo Loco diselenggarakan, kini Juni 2014 kami kembali membuka arsip desain tersebut yang masih tersimpan rapi. Memang sebagian artwork telah kami pindahkan menjadi sebuah t-shirt, namun sebagian lainnya masih belum terjamah dan kami ingin melakukannya kembali. Maka, kami memilih dua karya untuk dibuat menjadi sebuah t-shirt, pilihan kali ini jatuh kepada karya buatan Muldan Pribadi dan Tony Wayzy.
Berbicara tentang karya mereka apabila ditarik benang lurus keduanya mengangkat tema alam khususnya flora dan fauna, entah suatu kebetulan atau tidak namun hal tersebut dapat terlihat dalam karya mereka. Mari kita telisik satu persatu, Muldan menginterpretasikan logo ‘twist’ Wadezig! menjadi ilustrasi dramatis kura-kura, laut, burung-burung terbang serta ombak. Sedangkan Tony merubah logo twist yang kosong menjadi penuh tumbuh-tumbuhan, bunga, serta dedaunan bahkan ia berimprovisasi membuat siluet wajah wanita dari daun-daun tersebut.
Berangkat dari kesamaan tersebut, tim kreatif mengangkat karya mereka menjadi sebuah t-shirt. Tanpa mengurangi hal apapun hanya penyesuaian warna untuk sablonan dan pilihan warna kain saja. Diputuskanlah karya kura-kura Muldan untuk disablon di atas sebuah kain berwarna hijau dengan sablonan berwarna hitam. Sedangkan karya Tony disablon dengan warna orange serta pilihan kain berwarna biru navy. Tak lupa di bagian belakang t-shirt tersebut kami sematkan tulisan “Logo Loco Submission Winners” sebagai bentuk penghargaan terhadap karya mereka.
Hasilnya pun sesuai yang diharapkan, sebuah t-shirt yang merupakan bentuk dedikasi bagi para pemenang submission. Pesan dari Logo Loco pun tersampaikan yaitu memberikan cita rasa lain bagi logo twist Wadezig!