Belakangan ini banyak banget novel-novel lucu yang bermunculan, bisa dibilang sudah menjamur dibanyak toko buku. Bahkan gak sedikit anak-anak SMA dan remaja-remaja lainnya sengaja datang ke toko buku bukan buat beli buku pelajaran sekolah, melainkan beli novel –novel lucu atau sekedar baca novel di toko buku itu (IMHO, sih hehe). Tapi gak ada salahnya juga baca novel-novel lucu sekedar untuk menghilangkan kepenatan setelah beraktivitas seharian, kan?
Nah Crowds, kalau kalian pernah baca novel ‘skripshit’ pasti tau siapa penulisnya dan pasti nge-follow twitter si penulisnya juga, kan. Yap, namanya Alit Susanto si penulis novel ‘skripshit’. Selain penulis dia juga seorang selebtwit, gak heran kalau novelnya laris, secara followersnya saat ini mencapai 500K lebih. #ThurstyTalk kemarin (19/12) Wadezig! coba mengajak dia untuk ngobrol-ngobrol seputar dirinya. Penasaran? Berikut convo singkat kami dengannya:
Apa yang meng inspirasi @shitlicious buat bikin ceramah di timeline?
Inspirasi bisa dateng dari mana aja sih, tapi yang paling sering itu dari curhatan temen-temen.
Sekarang kan @shitlicious selain selebtwit jadi penulis juga, itu udah dari dulu atau gimana?
Justru gue udah jadi penulis buku sebelum gue main twitter, untuk detail seritanya, bisa cek di : http://www.shitlicious.
Menurut @shitlicious, sejauh mana pentingnya penulis untuk membangun personal branding mereka?
Personal branding itu bisa jadi “nyawa” dalam karya2 mereka. Yg nentuin pembaca bakal pada nempel terus atau gak.
Gimana dengan pendapat @shitlicious kalau selebtwit/artis/tokoh lebih mudah menelurkan buku?
Hak masing2 sih. Tapi gue berharap, mereka lebih mengutamakan kualitas karya, daripada kuantitas hasil penjualan buku.
Terakhir, sehubungan sama tema kita bulan ini ‘End is Beginning’ please give the last words for Crowds about End is Beginning!
End of shitty life, is the beginning of a better life.
Gak terlalu banyak yang bisa ditanyain sama dia, tapi ada beberapa point yang bisa kita ambil Crowds. Salah satunya, selebtwit sekaligus penulis kocak kaya dia juga bisa diajak ngobrol serius, hehehe. — Elin Herlina