Di edisi Rocktober tahun 2016 kami merilis t-shirt dengan grafis berupa foto konser. Untuk menghadirkan foto dengan kesan kuat, kami berkolaborasi dengan Jovy Aidil Akbar atau lebih dikenal sebagai Shutter Beater. Ia merupakan stage photographer yang sebagian waktunya dihabiskan untuk memotret berbagai konser. Selain itu, ia pernah menggelar pameran tunggal “Jerat Riwayat” dengan menampilkan foto-foto dari Efek Rumah Kaca. Kini, dirinya merupakan orang yang bertanggung jawab untuk mendokumentasikan setiap aksi panggung Mocca.
Simak wawancara kami dengannya di bawah ini.
1. Halo Jovy, apa kabar? Sedang sibuk dengan project apa akhir-akhir ini?
Halo! Kabar baik, untuk saat ini sibuk tur bareng Mocca tiap weekend, bekerja sambil jalan-jalan hahaha. Sama nyicil ngebangun lagi website shutterbeater.com yang sempat vakum 🙂
2. Bagaimana awal ketertarikan kamu terhadap dunia fotografi? Khususnya stage photography?
Minat terhadap fotografi sudah ada sejak kecil, saya gemar mengumpulkan gambar-gambar yg menarik secara fotografis. Entah itu dari majalah, koran, komik dsb. Namun baru ketika kuliah mulai mendalami fotografi secara serius, mempelajari teknisnya menggunakan kamera. Untuk stage photography sendiri, ketertarikan saya muncul karena senang datang ke acara-acara musik. Dimulai sekitar tahun 2008, awalnya cuma karena ingin punya dokumentasi foto band-band favorit saja. Kesulitan dalam mencari dokumentasi foto band-band lokal membuat saya memutuskan membuat website shutterbeater.wordpress.com yang berisi fotoset band dan gigs lokal, sebagian besar di Bandung dan Jakarta.
3. Adakah fotografer lain yang kamu idolakan atau dikagumi karya-karyanya?
Banyak sekali, diantaranya Annie Leibovitz, Danny North, Glenn E. Freidman, Pooneh Ghana.
4. Apabila dibandingkan dengan 10 tahun lalu, bagaimana kamu melihat perkembangan dunia fotografi saat ini?
Jelas fotografi sudah berkembang pesat dari 10 tahun yang lalu. Saat ini fotografi sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, fotografi sekarang dapat dijangkau semua orang dan sepertinya sudah menjadi kebutuhan pokok. Kamera digital, smartphone canggih, internet, instagram.
5. Kenikmatan seperti apa yang kamu dapatkan/rasakan ketika memotret?
Mengintip dari balik viewfinder buat saya seperti memasuki dunia yang lain. Dalam konteks stage photography, ketika sebuah pertunjukan dimulai, saya membayangkan berada dalam sebuah game. Menaklukan lighting panggung, menangkap moment-moment, mengabadikan musisi favorit, kemudian memposting foto-fotonya di website. Ada kepuasan tersendiri setelah melewati proses tersebut.
6. Ketika memotret dari panggung ke panggung, kesulitan apa saja yang pernah kamu temui?
Stage photography sebenarnya termasuk bidang fotografi yang sulit menurut saya, sebab fotografer tidak bisa menebak apa yang akan terjadi di panggung. Semua tergantung pada banyak hal seperti performer, lighting, crowds dsb. Namun keterbatasan tersebut justru menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana caranya bisa membuat foto bagus dari keadaan tersebut.
7. Seperti apa peran media sosial bagi karya fotografi mu?
Media sosial berperan cukup besar dalam karya fotografi saya. Lewat media sosial, kita dapat menyampaikan karya kepada khalayak yang lebih luas. Setiap karya yang baru saya unggah di website biasanya akan di posting juga di twitter. Pernah mempunyai sebuah project fotografi di akun instagram @shutterbeater, project ini diberi judul “Shoegazing”. Sayangnya hanya berjalan sampai sekitar tahun 2014 karena akhirnya saya kehilangan akun instagram tersebut, entah kenapa tiba2 saja tidak bisa log in 🙁 Belakangan saya membuat akun instagram baru (@shutterbeater_), kali ini kontennya lebih beragam.
8. Setelah “Jerat Riwayat”, ada rencana untuk kembali menggelar pameran foto tunggal dalam waktu dekat?
Rencana untuk berpameran lagi pasti ada, tapi sepertinya tidak dalam waktu dekat, entahlah 🙂
9. Adakah tips atau saran bagi mereka yang ingin melakukan stage photography? Hal apa saja yang harus diperhatikan?
Tidak ada tips khusus sebenarnya, lakukan saja jika memang kamu ingin menekuni stage photography. Mungkin yang perlu diperhatikan adalah etika ketika memotret. Menghargai orang disekitarmu, mulai dari penonton, sesama fotografer, kru panggung, dll.
10. Kalau ada 8 lagu favorit sepanjang masa, soundtrack, atau yang sering didengarkan akhir-akhir ini apa saja itu? Dan cerita di balik lagu tersebut?
Wah kalau untuk 8 track favorit sepanjang masa sepertinya susah euy, hmm mungkin saya akan share 8 track yang paling sering saya dengarkan beberapa minggu terakhir aja kali ya. Tidak ada alasan khusus kenapa lagu2 ini yg sering didengarkan. Here we go!
1. Galaxie 500 – Strange
2. Grandaddy – Way We Won’t
3. Mac Demarco – A Heart Like Hers
4. BRONCHO – Stay Loose
5. Mild High Club – Homage
6. Basement Revolver – Johnny
7. Low Pink – Phases
8. Ultimate Painting – Bills
11. Sebagai penutup, apa yang jadi harapan kamu di masa mendatang?
Harapan saya kedepan semakin banyak musisi lokal yang menyadari pentingnya dokumentasi terhadap karya mereka. Tidak hanya dokumentasi rekaman, tetapi juga dokumentasi visual (fotografi & videografi).