Merayakan kecintaan terhadap musik, khususnya rock, selama satu bulan penuh di Oktober kami dedikasikan untuk genre musik tersebut. Dimulai tahun 2012, isu ini diberi nama “Rocktober” penggabungan kata ‘rock’ dan ‘Oktober’. Rocktober direalisasikan dalam bentuk kolaborasi bersama musisi, artist, band, fotografer, dll.
Luasnya cakupan musik rock, membuat beragam tema bisa diangkat dan dieksplorasi. Oleh karena itu tema yang dimunculkan berbeda setiap tahunnya, seperti tahun 2013 dengan tema Saint & Sinners, berlanjut di 2014 dengan Punk Not Dead, dan tahun 2015 lalu mengenai folk metal atau Tales of Asgard. Untuk tahun 2016 ini sedikit berbeda, tema yang diangkat bukan genre musik melainkan tentang konser.
Konser atau pertunjukan musik merupakan esensi dalam keberlangsungan suatu rantai bermusik. Konser menjadi sarana bagi musisi atau band untuk mempertanggung jawabkan hasil karyanya. Atau bisa juga dijadikan untuk mengasah jam terbang bagi musisi baru. Konser juga dibutuhkan bagi penikmat musik sebagai suatu hiburan, dimana terjadi interaksi langsung antara idola dan penggemarnya. Bagi sebagian orang, menonton konser merupakan pengalaman spiritual. Belum lengkap rasanya mengidolakan band atau musisi tanpa melihat penampilannya langsung, dengan mata dan telinga sendiri.
Tak hanya itu, konser merupakan sarana untuk menyuarakan ekspresi. Secara kasat, ekspresi tersebut dapat dilihat dari apa yang ditampilkan penampil, cara berpakaian, gestur tubuh, sorak sorai penonton, set panggung hingga tata cahaya sekalipun. Keseruan konser berada ketika musisi mengajak penggemarnya sing-along, penonton yang berjingkrak, lampu-lampu sorot berwarna-warni yang dimainkan, dan sound jernih yang nyaman didengarkan. Paduan tersebut memberikan pengalaman visual yang bakal melekat pada siapapun yang mengalaminya.
Hal itulah yang kami hadirkan dalam edisi Rocktober kali ini, mengalami keseruan konser beserta hingar bingarnya. Bahwa konser memiliki dunia dan kehidupannya sendiri. Apabila diibaratkan, mengalami konser sama dengan melakukan perjalanan waktu. Dimulai dengan memasuki gate sebagai pintu penghubung antar dunia, setelah memasukinya kita merasakan atmosfer berbeda, dan mulai menjelajahi apa yang ada di sana. Kemudian kembali dengan membawa segudang kenangan. Karenanya, kami menyematkan kata ‘life’ dalam Live in Concert sehingga menjadi Live/Life in Concert.
Pengalaman konser menjadi sesuatu yang personal bagi seseorang. Tentu sulit untuk mengingat kembali setiap momen apabila tidak dibantu dengan media rekam lain sebagai pendukung. Terlebih jika kita ingin menceritakannya setelah semua usai, keseruan apa saja pada saat itu, stage act apa yang ditunjukan penampil, dll. Dan foto merupakan salah satu medium yang tepat untuk bercerita, menangkap setiap kejadian secara mendetail tanpa terkecuali.
Untuk menghadirkan pengalaman ini, kami berkolaborasi dengan seorang fotografer bernama Shutter Beater. Ia merupakan stage photographer yang sebagian waktunya dihabiskan untuk memotret berbagai konser. Selain itu, ia pernah menggelar pameran tunggal “Jerat Riwayat” dengan menampilkan foto-foto dari Efek Rumah Kaca. Kini, ia merupakan orang yang bertanggung jawab untuk mendokumentasikan setiap aksi panggung Mocca.
Kami berdiskusi sekaligus mengkurasi foto-foto yang bisa mewakili Live/Life in Concert. Tiga foto terbaik dipilih untuk kemudian dijadikan t-shirt. Agak sulit di awal untuk menentukan mana foto yang jadi pilihan, karena memang semuanya memiliki keunikan tersendiri. Tiga foto tersebut diantaranya: foto set panggung dengan objek microphone dan penonton yang memenuhi venue, foto seseorang sedang stage dive, dan foto vokalis yang bernyanyi dengan liar.
Kiranya, edisi Rocktober tahun ini kami jadikan tribute bagi mereka yang selalu memenuhi setiap venue konser. Juga band dan musisi yang selalu tampil energik dalam setiap gelaran. Juga bagi mereka yang dengan penuh tenaga mempersiapkan segala hal, dari A sampai Z, untuk menghadirkan suatu hiburan menarik bernama konser.
Koleksi Rocktober 2016: Live/Life in Concert bisa didapatkan melalui WADEZIG! Offline/Online Store dengan harga retail IDR 129.000,-. Setiap pembelian t-shirt ini kamu berhak mendapatkan poster eksklusif, selama persediaan masih ada.
WADEZIG! Offline Store
Jl. Sultan Agung No. 7, Bandung.