April lalu saya berkesempatan mengikuti salah satu event mural & graffiti terbesar di dunia, yaitu PUBLIC 2016. Event ini merupakan event tahunan yang diadakan di kota Perth, Western Australia.
PUBLIC 2016 itu adalah festival urban art tahunan yang diadain oleh FORM, sebuah organisasi independen non-profit yang aktif menggerakkan industri kreatif di Western Australia. Setiap tahun, FORM mengundang puluhan bahkan ratusan artis internasional dari segala penjuru dunia untuk berkarya di area-area tertentu di kota Perth. Tahun lalu, salah satu partisipan yang diundang ke PUBLIC 2015 adalah Eko Nugroho, salah satu seniman asal Jogjakarta.
Selain event-event besar seperti PUBLIC ini, FORM juga punya galeri seni rupa di kota Perth. Kota ini emang terkenal sangat berkembang street & urban art-nya. Selama di sana, saya banyak sekali menemukan mural-mural raksasa bertebaran di setiap sudut kota. Hebatnya, semua mural-mural ini terlihat terawat dan bersih dari aksi vandalisme, baik dari sesama street artists, maupun dari pamflet iklan atau sejenisnya.
Berbeda dengan PUBLIC tahun-tahun sebelumnya yang kegiatannya tersebar di beberapa sudut kota, tahun ini kegiatan pembuatan mural dipusatkan di kampus Curtin University. Selama beberapa hari, gedung-gedung besar di dalam kampus dikeroyok oleh berbagai artis dari berbagai belahan dunia. Ada Millo (Italia), Hense (USA), Tellas (Italia), Add Fuel (Portugal), dan masih banyak lagi. Selain itu, tentu saja artis tuan rumah idola saya, Halley Welsh.
Selain kegiatan pembuatan mural, event ini juga diisi dengan forum diskusi yang menarik tentang masa depan seni jalanan. Selain itu juga ada art festival, performance art, dan banyak kegiatan menarik lainnya. Senang sekali melihat bagaimana mereka mengemas ide yang sebenarnya sederhana ini menjadi kegiatan yang sangat menarik, tidak hanya untuk orang-orang di kalangan seni, tapi juga untuk masyarakat umum di kota Perth.
Selain mengunjungi PUBLIC 2016, selama di Perth saya juga melakukan graffiti hunting. Sangat menyenangkan sekali menemukan nama-nama besar terpampang di setiap sudut kota. Salah satunya tentu saja Sheryo & The Yok, yang beberapa waktu lalu pernah menjadi salah satu WDZG! Artists Series.
Salah satu dari sekian banyak yang membuat saya takjub dengan Perth ini adalah kenyataan bahwa di satu sisi kota ini adalah kota yang sangat bersih dan modern, tapi di sisi lain kota ini juga sangat menghargai seni jalanan. Terbukti dengan banyaknya mural-mural dan graffiti yang ‘terjaga’ dengan baik. Banyak sekali spot-spot besar dengan mural-mural raksasa yang seperti sengaja dilestarikan. Dan yang paling penting, semuanya itu tidak mengganggu kebersihan kota sama sekali.
Perth memberikan saya pelajaran penting, bahwa seni jalanan tidak selamanya berarti harus mengotori kota atau memberi kesan kumuh pada kota. Dan sebaliknya, kota yang bersih dan modern tidak selamanya harus terbebas dari segala bentuk seni jalanan.
Foto-foto selengkapnya bisa dilihat di sini.
- Ing Landjanun