Notifikasi Yahoo! Messenger itu berbunyi berkali-kali meminta perhatian. Dari awal saya sudah tahu siapa yang mengirim pesan ini. Orang yang sama, pada jam yang sama, dan dengan topik yang sama setiap harinya. Orang yang memiliki kegelisahan yang sama dengan saya pada saat itu; tren desain grafis yang beredar terasa sangat membosankan dan berjalan sangat lambat.
Dari ribuan chat yang berlangsung, dari hari ke hari entah siapa yang memulainya itu salah satunya berisi,
“ Gue pengen punya kaos desain gue sendiri, yang bisa ngegambarin kegelisahan & ide-ide yang selama ini gak bisa gue keluarin dalam project-project klien yang gue garap selama ini.”
Sejak saat itu topik chat harian diisi dengan loop; membuat desain kaos-kritik-edit-kritik-repeat tanpa pernah tahu kapan akan direalisasikan ke media kaos :))
13 tahun kemudian, masih dengan orang yang sama pembicaraan itu masih terus ada dengan ledakan–ledakan emosi yang sama, hanya saja kalimatnya sedikit berubah :
“ Gue pengen kaos kita berikutnya itu yang bisa ngegambarin kegelisahan & ide-ide yang selama ini belum bisa gue keluarin dalam project-project kita selama ini.”
13 Tahun melunturkan keakuan kami. Aku berubah menjadi kita. Sulit menyatukan banyak kepala batu ke dalam satu tujuan. Berat sekali melewati hari demi hari dalam perdebatan panjang yang sebagian besar adalah masalah idealisme pribadi, melunturkan ego masing-masing dan belajar menjadi pendengar yang baik.
Tapi setiap rasa lelah itu muncul, kami melihat sejenak ke sekeliling lalu kemudian berkata, “kami bersyukur memiliki tim terbaik untuk melewati semua ini.”
Brand ini tidak didirikan oleh motif ekonomi. Kami terpisah ratusan kilometer dari hiruk pikuk trend clothing Bandung saat kami memulai perjalanan ini. Kami bukan hipster, scenester ataupun spesies yang membutuhkan pengakuan eksistensi untuk bertahan hidup. Brand ini adalah bentuk kegelisahan, ketidakpuasan sekaligus kecintaan terhadap topik yang sedang dan terus kami perbincangkan sejak 13 tahun yang lalu.
13 Tahun hanyalah hitungan fana yang akan datang dan pergi begitu saja. Tapi kami menikmati setiap detiknya baik dalam keadaan terburuk sekalipun.
In the end, it’s not the years in your life that count. It’s the life in your years.
– Rizky