Setelah hampir dua tahun mengusung tema ‘Woods x Concrete’, sampai sekarang masih ada Crowds yang bertanya apa itu ‘Woods x Concrete’dan mengapa Wadezig! mengusung tema itu?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus flashback ke beberapa tahun ke belakang.
Tahun 2011, Wadezig! mengeluarkan tema RAW. Sesuai tema, seluruh desain produk dan promotional stuff pun bernuansa raw, industrial, distortif, dan unfinished. Tahun 2012, masih dalam tema RAW, Wadezig! Offline Store di-furnished dengantampilan baru menggunakan material utama kayu dan beton yang sengaja dibiarkan ‘mentah’, sehingga lahirlah ide untuk mengangkat tema ‘Woods x Concrete’. Kolaborasi kayu dan beton.
Wood (kayu) melambangkan pertumbuhan & kreatifitas. Dalam filosofi cina, kayu melambangkan sifat toleran, bekerja keras, dan mudah bergaul dengan segala lapisan. Sedangkan Concrete (Beton) memiliki karakteristik kuat akan tekanan.
Dengan mengangkat tema Woods X Concrete ini, Wadezig! berharap bisa mengamalkan filosofinya yang sangat dalam tersebut, sekaligus berusaha menyebarluaskannya kepada Crowds dengan cara yang Wadezig! bisa, yaitu melalui artworks keren pada produk. Harapannya, ketika nanti tema Woods X Concrete ini berganti, filosofi itu tetap melekat di t-shirts, jaket, tas, atau apapun yang kita pakai. Dan ketika semua produk itu akhirnya rusak dan tidak lagi layak dipakai, filosofi tersebut sudah tertanam di hati.
End is the beginning. Akhir dari satu masa merupakan awal dari masa berikutnya. Pergantian tahun ini menandai berakhirnya 10 tahun pertama Wadezig! sekaligus berakhirnya tema Woods X Concrete yang sudah diusung selama ini. Tahun depan Wadezig! akan muncul dengan tema baru yang tidak kalah seru. Tema apa itu? Tunggu saja 😀
Berbicara soal tema, Wadezig! adalah brand pakaian pertama yang merilis produknya secara theme-based. Mungkin banyak yang belum tahu, produk pertama yang dirilis oleh Wadezig!, diberi judul ISSUE # 1 : Girlogicoholic, yang terdiri dari 2 desain t-shirts. Lalu bulan berikutnya, Issue #2, Issue #3, dan seterusnya. Semua produk dikeluarkan dalam satu tema tertentu, sama seperti majalah. Tidak ada alasan tertentu dalam penentuan tema issue ini. Yang jelas tema yang diangkat adalah tema aktual yang sedang menjadi perhatian kita pada waktu itu. Misalnya ketika terjadi invasi Irak di Timur Tengah, Wadezig! merilis issue ‘Violate’, yang terdiri dari beberapa graphic t-shirts yang semua artworks-nya bertema perang. Atau ketika bosan dengan rutinitas mendesain dengan komputer, Wadezig! merilis issue ‘CTRL+ALT+DEL’, dan membuat semua desainnya tanpa bantuan komputer sama sekali.
Seiring dengan berkembangnya Wadezig!, range produk yang semakin luas dan jumlahnya yang terus meningkat, ditambah pula dengan eksplorasi terhadap tema yang semakin mendalam, maka release date issue yang awalnya setiap bulan satu issue, berkembang menjadi 1 issue per-3 bulan, kemudian per-6 bulan, sampai akhirnya satu tema itu dieksplorasi selama satu tahun penuh, tapi dibagi-bagi lagi menjadi beberapa sub-tema setiap bulannya, seperti sekarang ini. Penomeran issue seperti issue #1, #2, dan seterusnya pun sudah tidak lagi digunakan, karena sudah tidak relevan.
Lucunya, konsep theme-based ini sering diadaptasi dengan cara yang salah oleh beberapa brand lain. Banyak brand lokal yang kemudian ikut-ikutan merilis produknya berdasarkan issue/collection. Tapi mungkin supaya terlihat lebih keren, membaginya berdasarkan musim, sebagaimana lazimnya brand luar. Padahal brand luar itu merilis produk berdasarkan musim itu karena memang di sana setiap musim itu membutuhkan outfit yang berbeda. Tidak mungkin memakai jaket bulu pada waktu musim panas, kan? Kalau diadaptasi ke Indonesia, kan jadinya lucu. Kenapa merilis Fall/Winter collection, when we don’t even have winter, here? Kalau mau, mungkin dicoba koleksi musim hujan dan koleksi musim panas saja. Atau tambahkan musim mangga dan duren, supaya lebih variatif.
Anyway, Untuk me-refresh ingatan kita tentang Woods x Concrete, lihat beberapa koleksi Wadezig! bertema ‘Wood x Concrete’ di bawah ini!
Bagaimana pendapat kalian mengenai tema ‘Woods x Concrete’ ini, Crowds? Kasih komentar di bawah ini atau mention @WDZG di Twitter ya!