Yang sering bermain Nintendo mungkin hafal dengan tampilan grafis yang muncul di layarnya. Bentuk grafis yang belum sempurna pada masa itu membuat game yang dimainkan tampak patah dengan blok-blok berbentuk persegi panjang. Berbeda dengan sekarang yang terlihat tampak nyata dengan teknologi 3D. Bentuk grafis yang ada di Nintendo tersebut dinamakan ‘Pixel Art’.
Istilah Pixel Art pertama kali dipopulerkan oleh Adele Goldberg dan Robert Flegal dari Xerox Palo Alto Research Center pada 1982. Namun, apabila ditarik kebelakang jauh sebelum itu beberapa bentuk kesenian tradisional seperti pembordiran manual dan beberapa jenis mosaik sangat mirip dengan pixel art. Dalam seni tersebut, unit gambar dibentuk kecil sehingga mirip dengan piksel yang terkomputerisasi digital.
Pixel art sering digunakan dalam komputer dan konsol video game masa lalu seperti Nintendo. Dalam perkembangannya, teknologi yang semakin berkembang serta hadirnya grafis tiga dimensi membuat penggunaan pixel art semakin berkurang. Namun penggunaannya masih dibutuhkan bagi perangkat portabel serta handphone yang membutuhkan grafis dengan resolusi rendah.
Pixel art kini dipandang sebagai reaksi terhadap industri grafis tiga dimensi oleh pembuat game amatir dan penggemar dunia grafis. Banyak graphic designer yang menyukai konsep retro sering memilih menggunakan gaya ini dalam karya grafisnya. Beberapa desainer melihat hal tersebut sebagai nostalgia pada zaman keemasan konsol generasi ketiga. Mereka berpendapat akan mendapatkan grafis yang lebih estetis dalam pixel art.
Salah satu kelompok yang konsisten dengan pixel art ini yaitu Eboy yang didirikan oleh Kai Vermehr, Steffen Sauerteig, dan Sven Smital. Eboy berdiri tahun 1997 dan berbasis di Berlin Jerman serta Vancouver Canada. Karya pixel art mereka diaplikasikan pada poster, kaos, serta dalam galeri pameran. Disebut sebagai “Godfathers of Pixel” Eboy bisa dikatakan pionir dalam pixel art yang masih konsisten berkarya hingga kini. Beruntung bagi Wadezig! berhasil mewawancarai mereka. Apa saja yang kami tanyakan ke mereka? Tunggu artikel kami selanjutnya Crowds.
