Sebagai penulis, melihat nama diri sendiri tertulis di sebuah buku adalah kebahagiaan tersendiri. Namun, tidak semua penulis bisa menerbitkan bukunya. Sistem penerbitan konvensional yang memiliki target penjualan tinggi membuat para penulis pemula sulit bersaing dengan para penulis best seller yang telah terjamin pangsa pasarnya. Mereka sulit menembus penerbit mainstream dan akhirnya mengubur impian menerbitkan buku. Kini, dunia penerbitan sudah berevolusi. Kamu tidak hanya bisa menjadi penulis namun juga dapat menerbitkan sendiri buku karyamu secara gratis!
Nulisbuku.com adalah layanan selfpublishing berbasis Print On Demand yang memungkinkan semua penulis bisa mempublikasikan karyanya, dalam genre apapun. Website ini dipublikasikan sejak Oktober 2010 dengan menggelar event bertajuk “99 Writers in 9 Days”. Pada #ThurstyTalk kali ini, Wadezig! berkesempatan mendatangkan nulisbuku.com dalam timeline kalian. Berikut convo menarik kami seputar nulisbuku.com
@WDZG : Pertama2 kita pgn tahu nih sejak kapan dan gimana terciptanya situs website selfpublishing nulusbuku.com , @nulisbuku? #ThurstyTalk
@nulisbuku : @wdzg Kami berdiri sejak 8 Oktober 2010, awalnya kedua founder kami bertemu dan mempunyai kesamaan visi utk sebuah selfpublishing platform
@WDZG : Bisa di-share perkembangan @nulisbuku sampai sekarang? Mulai dari anggota di situs, jumlah buku yg diunggah dan yg terjual. #ThurstyTalk
@nulisbuku : @wdzg jumlah member kita hampir mencapai 50 ribu, jumlah buku yang sudah diterbitkan lebih dari 3.000 judul dalam 3 tahun ini.
@nulisbuku : @wdzg Yang terjual? Dari 3.000 judul tersebut silakan diperkirakan sendiri 🙂
@WDZG : Seperti yg kita tahu,komunitas @nulisbuku juga tersebar di beberapa kota. Bisa di-share juga gimana perkembangannya? #ThurstyTalk
@nulisbuku : @wdzg Benar, sejauh ini kami sudah mempunyai 30 komunitas mandiri yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Tujuannya: Menyebarkan virus
@nulisbuku : @wdzg Kami menyebarkan virus menulis. Karena kita tahu bahwa budaya membaca-menulis di Indonesia masih rendah.
@WDZG : Program apa aja yg sudah pernah kalian adakan dan yg mana yg merupakan program terbesar kalian selama 3 thn berdiri @nulisbuku? #ThurstyTalk
@nulisbuku : @wdzg secara regular kami mengadakan program Nulisbuku Club yang tujuannya untuk Knowledge Sharing para anggota.
@nulisbuku : @wdzg setiap tahun kami berkeliling Indonesia di 12 kota dg program “Tulis Nusantara”, kerjasama dg Kementrian Pariwisata & Ekonomi Kreatif
@nulisbuku : @wdzg Program “Tulis Nusantara” adalah yang terbesar yang kami adakan, dan tahun ini adalah tahun ke 3. Ada workshop, serta kompetisi.
@WDZG : Promosi @nulisbuku terlihat memaksimalkan media Twitter dan komunitas di berbagai kota. Bagaimana komentarnya tentang hal ini? #ThurstyTalk
@nulisbuku : @wdzg Kami melihatnya sebagai cara yang bijak utk melakukan aktivitas promo di Twitter, karena selain efektif juga low-budget 🙂
@nulisbuku : @wdzg Untuk komunitas di daerah, hal ini juga sesuai dg misi kami utk Indonesia dg menyebarkan virus menulis ke seluruh negeri.
@WDZG : Bisa ceritakan sedikit tentang rencana kalian selanjutnya @nulisbuku? #ThurstyTalk
@nulisbuku : @wdzg Kami masih mempunyai beberapa Pekerjaan Rumah yang sedang kami siapkan dan selesaikan, dan belum bisa kami ungkapkan sekarang.
@nulisbuku : @wdzg Tentunya, hal ini masih sejalan dengan misi kami untuk negeri ini, bersama2 mencerdaskan kehidupan bangsa. Kami lakukan yg kami bisa.
@WDZG : Wah, oke apapun rencana positif kalian semoga sukses! Terima kasih banyak @nulisbuku sudah bersedia ngobrol di #ThurstyTalk 🙂
@nulisbuku : @wdzg terima kasih @WDZG utk kesempatanya. Sukses untuk kalian juga! 🙂