Simak wawancara WADEZIG! dengan Gammara Fiermandaputra, founder/editor in chief dari www.redandwhitemag.com, salah satu online publishing lokal yang paling diperhitungkan.
———————-
Bisa diceritakan sedikit tentang apa itu RAW dan latar belakang berdirinya?
RAW itu singkatan dari Red and White Magazine, media yang membahas produk lokal, khususnya produk pakaian pria. Selama setahun terakhir, kita mulai membahas musik lokal, scene urban lokal, produk pakaian internasional yang punya massa besar disini, sampai tren yang terjadi di Indonesia (beragam).
Pertama kali Red and White ada itu sekitar pertengahan tahun 2010 lewat media blogger.com. Ide awalnya sebenarnya terjadi pas temen-temen di Kaskus (waktu itu thread Indonesian Brand di sub Fashion) nyuruh untuk buat punya media sendiri semacam blog. Soalnya waktu itu (pertengahan thn 2010) saya sering share informasi terbaru produk lokal, yang kurang lebih berawal dari rasa penasaran saya sama scene lokal.
Setelah mulai pede dan dapet inspirasi dari majalah Jepang (Smart, Samurai, Grind, Popeye, etc) akhirnya buka akun dan pake nama situs www.redandwhitemagz.blogspot.com.
Kenapa namanya Red And White? Ada hubungannya dengan nasionalisme?
Sederhana sih. Karena singkatannya RAW.
Sebenarnya banyak nama yang dipilih, cuma waktu itu berhubung ngebentuknya bareng-bareng yang lain (dengan founder Dogma Inc dan The Shadow Puppet) jadinya pake Red and White. Hubungan dengan nasionalisme-nya ya melalui kontennya. Waktu itu postingan kita bener-bener 100% lokal. Mulai dari produk baru sampai info diskonan.
Kenapa memilih online publishing? pernah kepikiran untuk bikin printed magazine aja?
Online publishing itu murah dan tahun segitu banyak banget online blog yang buat saya terpacu. Contoh sederhananya Hypebeast.com, Highsnobiety.com, Dailywhatnot.com, dan lain-lain. Selain itu, online publishing lebih mudah di kerjainnya, bisa dimana aja dan kapan saja.
Untuk yang versi cetak, dari tahun kemarin juga sudah kepikiran. Namun sepertinya selalu terhalang koneksi, proses, dan tim yang ingin membantu. Jadi kalau ada yang tertarik dan mau bantu untuk bikin versi cetak, bisa langsung hubungi saya lewat email.
Kalian dapat berita atau info dari mana?
Kalau awal pertama kali muncul, sumbernya beragam. Mulai dari website lain, Facebook, Kaskus, Twitter, sampai blog pribadi yang isi tulisannya bikin penasaran. Kalo sekarang, kita biasa dapet informasinya langsung dari para pemilik merek pakaian, lewat email, Twitter, Newsletter, Instagram dan lain-lain.
Pertanyaan berat, apa itu culture? Apa pula itu sub-culture?
Kalo menurut saya culture itu budaya atau karakter yang dimiliki setiap negara. Kalo sub-culture lebih mengarah kepada budaya atau karakter kecil yang digemari beberapa kalangan dalam setiap negara.
Seperti apa urban culture di indonesia sebelum RAW muncul? dan sejauh apa perubahannya setelah RAW muncul?
Sebelum ada RAW, urban culture di Indonesia cukup menarik, apalagi dengan adanya pergerakan produk lokal di Bandung yang diawali UNKL347 dan lain-lain. Yang kalau tidak salah terjadi pas masa krisis moneter 1998 serta hype produk Surfing luar. Setelah itu kalau tidak salah lagi, produk lokal mulai kembali berkembang (meski tidak sedrastis sekarang) pada tahun 2005 dengan konsep dasar yang kebanyakan mengambil tema streetwear dari luar. Ada beberapa merek yang membuka profil-nya di MySpace seperti LITE, BUSH, TUFF STUFF, Satellite Castle, dan lain-lain.
Tahun-tahun berikutnya juga diisi dengan acara Medium Rare, Sneaker Event, Footurama Swapmeet, sampai yang sekarang masih ada, Brightspot Market.
Yang pasti setelah RAW muncul, proses pencarian berita semakin mudah. Dikarenakan semakin banyak merek lokal serta acara lokal yang dihadirkan. Lalu mereka juga mulai paham pemakaian media sosial serta pentingnya sebuah website resmi. Mungkin hal ini juga didasari dengan semakin cepat dan mudahnya internet di Indonesia hehehe.
Meski terkadang, masih banyak merek atau acara yang membentuknya secara terlalu sederhana, kurang konsep serta hasil akhir produk yang tidak sesuai ekspektasi kami.
Siapa yang memutuskan suatu berita layak ditampilkan di RAW atau tidak?
Sampai sekarang juga masih saya yang memutuskan.
Seperti apa kira-kira kriteria berita yang layak tampil?
Yang pasti produk atau merek mereka itu punya cerita atau konsep yang jelas. Jikalau cerita atau konsepnya seru dan segar, jangan lupa eksekusi foto produknya, harus menarik! Ingat, media online itu hanya dapat dilihat melalui komputer atau smartphone, yang sekiranya hanya dilihat secara visual. Jika tidak terlihat menarik, tidak ada yang mau melihat, meski cerita atau konsep produknya maksimal!
Apa pendapat RAW tentang slogan “support your local (scene, music, industry, whatever)” ? Setuju harus support? atau seharusnya ga usah dibedain lokal atau non-lokal?
Dukungan tentu harus ada. Dengan terus membeli produk lokal setidaknya sang pemilik produk bisa mengembangkan mereknya, baik dalam kualitas maupun variasi produk.
Di Indonesia, ada beberapa ‘level’ clothing brands. ada ‘kelas distro’, ada kelas so-called premium brand, dan ada kelas-kelas lain di bawah atau diantaranya. Bagaimana kalian melihat hal ini?
Tidak ada masalah dengan pembagian level ini, sah-sah saja.
Malah sebenarnya penting banget untuk kalian yang ingin terjun ke bisnis ini. Pertama, dapat membantu kalian menentukan posisi produk kalian di masyarakat, tau keinginan pasar, serta motivasi jikalau kedepannya ingin mengembangkan produk kalian.
Apa brand lokal favorit kalian?
Untuk saat ini UNKL347, SAGARA, dan Elhaus.
Sebagai online publishing yang memfokuskan tentang urban culture, industri fashion independen di indonesia, RAW itu ibarat ‘mata’ yang selalu memperhatikan setiap gerak-gerik semua brand. pasti seru tuh melihat brand ini begini, brand itu begitu. ada pengalaman lucu selama mengamati brand-brand lokal?
Dulu inget banget pas awal 2009, Cotton Ink masih jualan kaos grafis di Kaskus, terus buka blog di blogger, sampai akhirnya sekarang punya toko sendiri. Hebat banget!
Terus website UNKL347 yang dulu kalau dibuka, ga ada beritanya, maupun update produk terbarunya (hal ini sebenarnya terjadi sama merek-merek lokal Bandung yang seangkatan).
Tapi yang masih kerasa sampai sekarang sih, kalo mampir ke The Goods Dept. Merek-merek yang tadinya nemu secara gak sengaja di blog antah berantah dan biasa jualan gerilya marketing di berbagai forum, sekarang sudah bisa dibeli disana.
Seperti apa sih kantornya RAW? sehari-hari ngapain aja?
Kantor kita kecil dan sangat sederhana. Kalo saya pribadi di meja isinya cuma komputer, tas, hp, catetan harian, sama gelas mug. Sehari-hari biasa browsing, nyari lagu baru, bales email, cari informasi terbaru di media sosial, dan olahraga.
Terima kasih atas waktunya. Ada yang mau ditanyain tentang kita?
Kalian biasa produksi dimana? Sebulan biasa memproduksi berapa banyak produk?
Kita produksi di Bandung. Agak sulit menjawab berapanya, yang jelas barang-barang yang kita produksi setiap bulan tidak selalu sama. Banyak aspek yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan list produksi beserta kuotanya.