[8tracks url=”http://8tracks.com/wdzg/wadezig-mondaymix-vol-13-by-ruby-sudoyo” width=”400″ height=”400″ ]
Ruby adalah temen baik saya. Waktu berkunjung ke apartemennya, saya diperlihatkan satu ruangan dimana salah satu dindingnya tertutup oleh rak yang dipenuhi oleh koleksi CD musik. Ada CD apa aja? Ada CD apa aja. Dari musik tua, sampe musik jaman sekarang. Dari yang paling metal sampe yang mendayu-dayu. Dari yang paling keren sampe yang paling culun. Semua tersusun rapi berdasarkan genre, dari masa ke masa.
Biasa aja, sebenernya. Hampir semua orang punya koleksi CD. Yang membuatnya jadi berkesan buat saya, saya seperti melihat perjalanan hidup saya di rak itu. Semua kaset-kaset yang pernah saya koleksi waktu SMA ada di situ (kecuali Slank. Saya ga ngeliat ada Slank. Kenapa ga ada Slank? KENAPA?!). Semua yang pernah saya idolakan sejak kecil sampe sekarang ada di situ. Ada sederetan band-band acakadut 90’s. Ada sederetan band ‘senirupa’ 70’s. Ada sederetan geng rapper begundal macam Cypress Hill astagaaah. Saya seperti melihat diri saya sendiri, versi perempuan –dan lebih tua. Jauh.– pada orang ini.
Waktu saya memintanya untuk membuat kompilasi lagu-lagu yang menurutnya paling enak untuk didengarkan sambil bekerja, MondayMix Vol. 13 ini adalah jawabannya. Semuanya lagu dengan ketukan kencang dan keras. Sebagian besar rumit. Saya udah tau, beliau emang menggemari band-band rumit macam Porcupine Tree atau Dream Theater, atau band keras semacam Pantera. Tapi sampe sekarang saya masih amazed, seorang Planning Director di salah satu agency terbesar yang konon katanya termasuk yang paling disegani ini mendengarkan musik macam beginian di ruangan kantornya (biasanya sambil mengunyah pecel lele). Absurd. Tapi saya suka.
ing/WDZG!